Jumat, 20 Mei 2011

INFO mengenai Emosi, Stress dan Depresi






 EMOSI, STRESS DAN DEPRESI.
Pengertian Emosi :
§      Setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu; setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap.
§      Luapan perasaan yang berkembang dan surut diwaktu singkat (relatif cepat berubah) karena ada pengaruh perubahan fisiologis yang ditandai dengan bergejolaknya perasaan sehingga terjadi sensasi jasmaniah yang mengandung subyektifitas pengetahuan dengan terekspresi dari apa yang diketahui individu di luar batas perilaku.
§      Keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis terhadap sesuatu yang ada atau terjadi.
Emosi dapat/sebagai penggerak yang akan mengarahkan/menggerakan hidup seseorang. Emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
Emosi akan selalu berhubungan dengan motif dan drive (energi).
Faktor-faktor emosi :
§      Eksternal (lingkungan sosial).
§      Internal (perubahan fisik dalam individu).
Perkembangan emosi :
Emosi seseorang telah ada dan berkembang sejak ia bergaul dengan lingkungannya. Emosi tersebut baik yang positif maupun yang negatif, merupakan produk pengamatan dari pengalaman individu secara unik dengan benda-benda di lingkungannya, dengan orang tua, saudara-saudara, serta pergaulan social yang lebih luas.
Sebagai suatu produk dari lingkungan yang juga berkembang, maka sudah tentu emosi juga berkembang.
Bentuk-bentuk emosi :
  1. Amarah, meliputi: Beringas, mengamuk, benci, marah besar,  bermusuhan, tersinggung, tindakan kekerasan, kebencian yang patologis.
  2. Kesedihan, meliputi: Pedih, muram, mengasihani diri, suram, kesepian,  putus asa. Patologis dari emosi sedih adalah : Depresi Berat.
  3. Takut, meliputi: Cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, tidak tenang, ngeri. Patologis dari emosi takut adalah : Fobia dan gangguan panik.
  4. Kenikmatan, meliputi: Bahagia, gembira, perasaan ringan, rasa puas, riang, senang, terhibur, kenikmatan inderawi. Batas ujungnya/patologisnya adalah : Mania.
  5. Cinta, meliputi: Penerimaan, persahabatan, kepercayan, kebikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran, kasih.
  6. Terkejut, meliputi: Terkesiap, takjub, terpana.
  7. Jengkel, meliputi: Muak, mual, benci, tidak suka.
  8. Malu, meliputi: Rasa salah, malu hati, hina, aib, perasaan hati hancur.
Pada umumnya emosi dikelompokan menjadi empat kelompok besar, yaitu :
1.    Takut.
2.    Marah.
3.    Sedih.
4.    Senang/bahagia.
Bila dikelompokan menjadi dua kelompok besar meliputi:
Emosi yang menyenangkan dan emosi yang tidak menyenangkan.
Akibat dari perubahan fisiologis menyebabkan aktivitas fisiologis, setetah itu timbul perasaan senang atau tidak senang (situasi dalam diri) dan ekspresi.
Ekspresi emosi meliputi :
1.    Facial & Vocal : Keadaan/ekspresi wajah dan nada suara/pembicaraan.
2.    Posture & Gesture : Bentuk/sikap tubuh dan gerakan tangan.
3.    Pola Keterkejutan.
Rasa sedih merupakan sebagian emosi yang sangat menonjol dalam masa remaja awal. Remaja sangat peka terhadap ejekan-ejekan yang dilontarkan. Sebaliknya, perasaan gembira biasanya akan nampak manakala mendapat pujian, terutama pujian terhadap diri atau hasil usahanya.
Pada orang yang ekstrovert, rasa gembira akan lebih nampak dibanding dengan orang yang introvert.
Kebiasaan (dengan latihan) menguasai emosi-emosi negatif, akan dapat/ sanggup mengontrol emosi dalam banyak situasi.
Kebahagiaan seseorang dalam hidup ini bukan karena tidak adanya bentuk-bentuk emosi dalam dirinya, melainkan kebiasaannya memahami dan menguasai emosi-emosi dan nafsu-nafsunya.
Respon fisiologis dalam emosi :
Bila kita mengalami emosi yang kuat, misalnya rasa takut atau rasa marah, kita akan menyadari adanya sejumlah perubahan badani, seperti: detak jantung dan nafas yang cepat, tenggorokan dan mulut yang kering, ketegangan otot yang meningkat, keringat yang mengucur, kaki dan tangan yang gemetar, “perasaan tertekan “ pada perut.
Perubahan fisiologis yang terjadi selama keterbangkitan emosional disebabkan oleh pengaktifan bagian simpatis sistem saraf otonom pada saat mempersiapkan tubuh untuk melakukan tindakan darurat.
Sistem saraf simpatis bertanggung jawab atas perubahan-perubahan jasmaniah berikut ini :
1.    Tekanan darah dan detak jantung meningkat.
2.    Pernafasan yang semakin cepat.
3.    Anak mata yang membesar.
4.    Keringat yang meningkat sementara sekresi air liur dan lender menurun.
5.    Kadar gula darah yang meningkat untuk menyediakan energi yang lebih banyak.
6.    Darah yang lebih cepat membeku ketika terjadi luka.
7.    Gerak sistem gastrointestinal yang menurun; darah dialihkan dari perut dan usus ke otak dan otot rangka.
8.    Bulu badan yang menegang; menyebabkan penegangan bulu roma.
Sistem simpatis mendorong organisme untuk mengeluarkan energi. Bila emosi menurun, sistem para simpatis (sistem yang menghemat energi), mengambil alih dan memulihkan organisme pada keadaan normalnya.
Jika timbul emosi seperti rasa sedih atau rasa duka, mungkin beberapa proses badani akan ditekan, atau menurun.
Efek emosi yang berlebihan dan tidak tersalurkan :
Apabila terjadi penekanan terhadap emosi, maka dapat mengganggu/berpengaruh terhadap fungsi-fungsi organ tubuh/kerja organ-organ tubuh, dan dapat menyebabkan gangguan psikosomatis: gangguan pada fisik (fungsi organ tubuh) yang diakibatkan karena tekanan emosi, gangguan pikiran (psikis). Misal: darah tinggi, penyakit jantung, gastritis, dsb.

STRESS.
Menurut Hans Selye, stress diartikan sebagai reaksi fisiologis dan psikologis tubuh terhadap setiap kebutuhan.      
Stress juga diartikan sebagai keadaan seseorang yang mengalami gangguan homeostatis; gangguan keseimbangan psikologis atau reaksi tubuh untuk menjaga keseimbangan fisiologis.
Stress merupakan kemampuan diri dan penyesuaian diri yang memerlukan respon.
Setiap perubahan besar dari pengalaman seseorang dapat merangsang reaksi stress.
Dalam peristiwa stress, terdapat tiga hal yang berkaitan, yaitu :
§      Hal, peristiwa, orang, keadaan yang menjadi sumber stress dan stressor.
§      Orang yang mengalami stress.
§      Hubungan antara orang yang mengalami stress dan penyebab stress
Sumber stress dan stressor :
Reaksi stress dapat disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal.
§      Faktor Internal, yaitu stress bisa datang dari orang yang mengalami stress itu sendiri, baik fisik maupun psikologis.
Fisik: Susunan dan fungsi tubuh, unsur kimia, dan listrik saraf.
Psikologis: Tujuan, nilai kebutuhan, dan pembawaan emosi.
§      Faktor eksternal, yaitu stress yang datangnya dari luar individu atau lingkungan sosial yang meliputi :
1.    Fisik.
2.   Mekanik.
3.   Biologi.
4.   Sosial.
5.   Kimia.     
Beberapa contoh faktor stress :
1.    Suasana keluarga.
Anak bisa stress karena orang tua.
Orang tua bisa stress karena anak-anaknya.
2.    Hubungan interpersonal.
3.    Pekerjaan.
4.    Kondisi fisik.
5.    Kehilangan harta atau uang.
Manifestasi fisiologi dapat terjadi pada klien yang mengalami stress, tergantung cara klien menerima stress.
Tanda-tanda stress menurut fisiologis :
Gejalanya antara lain ;
1.    Denyut jantung dan tekanan darah menjadi meningkat.
2.    Otot tubuh dalam keadaan tegang.
3.    Kesulitan dalam bernafas.
4.    Lemah dan letih.
5.    Pupil mata melebar, muka pucat, nafsu makan berkurang, berat badan menurun, dsb.
Reaksi alarm atau tanda-tanda bahayanya adalah tubuh akan mengadakan reaksi pertahanan sehingga tingkat cemas meningkat.

Gejala stress menurut psikologis :   
1.    Gelisah.
2.    Cemas
3.    Marah.
4.    Menarik diri.
5.    Menyalahkan atau mengkritik orang lain.
6.    Produktivitas serta aktivitas menurun.
7.    Bingung atau disorientasi.
8.    Pelupa.
9.    Apatis.
10.  Perubahan kognitif, meliputi :
1. Struktural : Manipulasi situasi yang mencekam.
2. Kontrol diri : Menerima beragam situasi yang terjadi.
3. Supresi : Selalu menghindar untuk mengatasi masalah.
4. Fantasi : Berkhayal apa yang akan terjadi.
5. Prayer : Menerima dan mengidentifikasi serta menemukan solusi dan mencari pertolongan dan dukungan.

DEPRESI.
Pengertian Depresi :
Depresi adalah gangguan jiwa pda seseorang yang ditandai dengan menurunnya perasaan, seperti : Muram, sedih dan perasan tertekan.
Depresi merupakan gangguan afektif atau perasaan.
Depresi dapat terjadi apabila emosi tidak dapat dikendalikan , misalnya sedih yang berlebihan akan menyebabkan tertekan, dan selanjutnya akan menyebabkan depresi.
Perasaan de4presi ini sering berada dalam keadaan putus asa yang mendalam. Yang bersangkutan sudah tidak berminat dan tidak mau melakukan sesuatu apapun. Hidup baginya tidak lagi penuh dengan keinginan. Kadang-kadang keinginan untuk bunuh diri begitu kuat, sehingga jika ada kesempatan untuk itu, mungkin sekali untuk dilakukan. Ia menutup diri dalam situasi dirinya sendiri dan perasaan kehilangan dirinya.
Tanda-tanda depresi :
§      Murung.
§      Susah.
§      Tidak mempunyai semangat.
§      Hidup terasa tidak bahagia.
Tingkatan depresi :
Terdapat tiga tingkatan, yaitu :
1.    Depresi ringan.
2.    Depresi sedang.
3.    Depresi berat.
Hubungan Emosi, Stress, Depresi :
Sumber dari ketiganya adalah perasaan/emosi yang tidak terkendali, terutama emosi sedih. Bila emosi tidak terkendali maka akan menimbulkan rasa tertekan/stress pada seseorang, dan bila stress berkepanjangan maka akan jatuh menjadi depresi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar